Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah….lagi-lagi kita
harus bersyukur kepada Allah swt karna berkat rahmat dan hidayahn-Nya sampai
saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan aktifitas
sehari-hari kita sebaimana mestinya.
Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada nabi Muhammad saw, dial ah nabi akhir zaman, dialah sosok
tauladan dan dial ah yang telah membawa islam sampai saat ini, sehingga kita
bisa menikmati islam yang sebenar-benarnya. Karena bila kita kembali kepada
sejarah dakwah rasulullah saw tentunya tidak mudah, banyak sekali rintangan
yang beliau hadapi dalam menyebarkan ajaran islam. Ejekan, diperangi, dihina,
seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa buat beliau. Tetapi beliau tidak
menyerah begitu saja, beliau selalu istiqomah dalam menyebarkan ajaran agama
islam. Kita akan ingat ketika beliau berdakwah di thaif, saat itu beliau baru
saja di tinggal pamanya dan istrinya Siti Khadijah yang telah dipanggil Allah
swt. Dakwah beliau di Thaif ternyata tidak semudah yang kita bayangkan, ketika
beliau berdakwah di daerah tersebut ternyata warga malah melempari rasulullah
dengan batu sampai kaki beliau mengeluarkan darah. Tetapi beliau tetap sabar
dan tidak menyerah dalam menyebarkan ajaran islam.
Hal tersebut sangat berbanding
terbalik dengan kondisi kita saat ini. Para ustadz atau ulama bisa dengan mudah
dalam menyebarkan ajaran islam. Jarang kita lihat ustad atau ulama yang
menyebarkan islam tetapi harus mendapat perlawanan dari warga. Jika dulu
Rasulullah berdakwah mendapat cercaan tetapi ustad atau ulama yang berdakwah
justru mendapat bingkisan. Hal itu lah yang seharusnya kita syukuri karna
berkat perjuangan Rasulullah saw akhirnya kita dapat merasakan islam dengan
penuh kemudahan. Maka dari itu sebagai rasa syukur kita dianjurkan untuk selalu
bershalawat kepada beliau minimal satu kali dalam sehari.
Pada kesempatan kali ini saya
akan sedikit berbagi tentang beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan
manusia yang berpuasa di bulan ramadhan dan akhirnya tidak mendapat pahala
puasa tetapi hanya mendapat lapardan dahaga. Beberapa kesalahan-keselahan
tersebut antara lain :
1.Merasa malas, loyo dan tak bergairah di bulan
ramadhan
Kerap
kali hal tersebut dialami oleh manusia yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Puasa selalu dijadikan alasan bagi mereka untuk bermalas-malasan dalam
menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya. Meskipun kita sedang berpuasa kita
harus tetep menjalankan aktifitas kita seperti biasanya.
2. Berpuasa tetapi enggan melaksanakan shalat
fardhu lima waktu
Ini
penyakit yang menghinggapi sebagian
umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata,
tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan
puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket)
rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan
berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.
3. Berpuasa tetapi tetap melakukan perbuatan
yang dilarang islam.
Asal
makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam, ibadah
puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luar
Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal di
luar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari.
Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yang
haram, jelas lebih dilarang. Secara tidak sadar hal tersebut selalu ada dalam
diri kita, rasa iri, tidak mampu menahan lisan dari perkataan yang tidak baik
dll. Padahal hal tersebut bisa mengurangi pahala puasa kita.
4. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus
wanita muslimah)
Sebenarnya
momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap
hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu
menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hati yang lapang.
Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang di bulan selain
Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat
diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas
pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial
(setengah-setengah), tidak utuh.
5. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan
tidur berlebihan
Barangkali
ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul
yang berbunyi “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” Memang selintas
prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman hadits diatas, namun
tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentu bukan sekedar
tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar
(berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian besar umat ini bermental loyo saat berpuasa
Ramadhan. Padahal yang dimaksud tidur sebagai ibadah adalah dari pada kita
melaksanakan aktifitas yang sia-sia yang sama sekali tidak bernilai ibadah
seperti ngerumpi, judi, iri, dengki dan lain sebaginya maka lebih baik kita
tidur saja, maka dari itu tidur dijadikan sebagai ibadah karna mampu mencegah
kita dari perbuatan yang justru akan mengurangi pahala puasa kita.
6. Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5
waktu secara berjama’ah tanpa udzur/halangan (terutama untuk laki-laki muslim)
Hukum
shalat fardhu secara berjama’ah di masjid di kalangan para fuqaha’ adalah
fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu ‘ain,
berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar
rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama’ah di masjid, sebagai sebuah
ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke
masjid.
7. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif )
selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di
luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)
Pada
bulan ramadhan sebenenya merupakan bulan dimana kita mengurangi konsumsi kita.
Akan tetapi masyarakat saat ini sangat terbalik masyarakat menganggap bahwa
bulan ramadhan merupakan bulan menunda bukan bulan mengurangi. Menurut ilmu
ekonomi di bulan ramadhan sebenarnya harga barang akan turun karena kurangnya
masyarakat yang mengkonsumsi barang, akan tetapi karna bualn ramadhan merupakan
bulan menunda makanan, makanya harga barang malah menjadi naik, bukan turun.
8. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya
daripada amalan puasa
Mereka
lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan apakah puasanya
pada tahun ini diterima oleh Allah Ta’aala atau tidak Orang-orang yang biasanya
mengalami hal tersebut adalah orang-orang yang tertipu oleh “fatamorgana
Ramadhan”, betapa tidak ? Pada hari-hari puncak Ramadhan, mereka malah
menyibukkan diri mereka dan keluarganya dengan belanja ini itu, substansi puasa
yang bermakna menahan diri, justru membongkar jati diri mereka yang sebenarnya,
pribadi-pribadi “produk Ramadhan” yang nampak begitu konsumtif, memborong apa
saja yang mereka mampu beli. Tak terasa ratusan ribu hingga jutaan rupiah
mengalir begitu saja, padahal di luar Ramadhan, belum tentu mereka lakukan.
Semoga sentilan yang menyatakan bahwa orang Islam tidak konsisten dengan
agamanya, karena di bulan Ramadhan yang seharusnya bersemangat menahan diri dan
berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung boros,
dapat menggugah kita dari “fatamorgana Ramadhan”.
Selain beberapa di atas tentunya masih banyak sekali hal-hal yang sering dilakukan manusia di bulan ramadhan dan tentunya bisa mengurangi pahala puasa kita. Beberapa di atas hanyalah sebagian yang penulis cantumkan untuk dijadikan bahan pembelajaran dan renungan bagi kita umat islam. Semoga
Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu menghindari
kesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas umat ini, amin.
Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas Rasul, insya Allah kita
mampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita. Semoga Allah menerima ibadah yang
kita lakukan…Amin