Friends

Keblinger

Keblinger

Rayakan malam takbiran dengan pawai keliling kampung

Rayakan malam takbiran dengan pawai keliling kampong

Berkenaan dengan ditetapkanya hari raya Idul Fitri 1435 H oleh menteri agama Republik Indonesia melalui sidang isbat yang dilaksanakan pada 27 Juli 2014, maka masyarakat di seluruh Indonesia telah siap menyambut hari kemenangan bagi semua umat muslim yang akan jatuh pada esok hari yaitu 28 Juli 2014.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh masyarakat Dukuh Teseh Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, melalui kelompok remaja setempat yang mengatasnamakan ORPAM (Organisasi Pemuda Meteseh) mereka menjadi motor penggerak untuk melakukan pawai keliling kampung dalam rangka meramaikan serta menyambut hari raya Idul Fitri 1435.

Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti pawai ini, menurut warga pawai ini dilakukan untuk menyambut hari kemenangan setelah menjalankan puasa satu bulan lamanya. Hal ini bisa menjadikan hiburan setelah sebulan lamanya kita menahan hawa nafsu.

Pada pawai ini start dimulai dari masjid Baitussalam dan finish pada basecam (sekretariat)  ORPAM. Tidak hanya diikuti oleh para pemuda, tetapi tua, muda semua tumpah ruwah dalam mengikuti pawai kali ini. Sepanjang pawai masyarakat tidak henti-hentinya mengumandangkan lafadz takbir, tahlil dan tahmid. Warga sangat antusias dan sangat bersemangat dalam mengikuti pawai kali ini.


Lewat pawai ini ketua ORPAM M. Fathurrachman mengungkapkan supaya pawai ini selain sebagai ajang silaturrahmi antar warga, tetapi juga untuk memeriahkan dalam menyambut hari kemenangan bagi seluruh umat islam. Di Idul Fitri ini semoga kita kembali kepada fitrah kita sebagai manusia serta dibersihkan atas dosa-dosa yang kita lakukan pada hari-hari sebelumnya. Pawai kali ini diakhiri foto bersama oleh seluruh pemuda ORPAM bersama warga Dukuh Teseh. 

Kekeliruan Umum Selama Bulan Ramadhan


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah….lagi-lagi kita harus bersyukur kepada Allah swt karna berkat rahmat dan hidayahn-Nya sampai saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari kita sebaimana mestinya.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad saw, dial ah nabi akhir zaman, dialah sosok tauladan dan dial ah yang telah membawa islam sampai saat ini, sehingga kita bisa menikmati islam yang sebenar-benarnya. Karena bila kita kembali kepada sejarah dakwah rasulullah saw tentunya tidak mudah, banyak sekali rintangan yang beliau hadapi dalam menyebarkan ajaran islam. Ejekan, diperangi, dihina, seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa buat beliau. Tetapi beliau tidak menyerah begitu saja, beliau selalu istiqomah dalam menyebarkan ajaran agama islam. Kita akan ingat ketika beliau berdakwah di thaif, saat itu beliau baru saja di tinggal pamanya dan istrinya Siti Khadijah yang telah dipanggil Allah swt. Dakwah beliau di Thaif ternyata tidak semudah yang kita bayangkan, ketika beliau berdakwah di daerah tersebut ternyata warga malah melempari rasulullah dengan batu sampai kaki beliau mengeluarkan darah. Tetapi beliau tetap sabar dan tidak menyerah dalam menyebarkan ajaran islam.

Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kondisi kita saat ini. Para ustadz atau ulama bisa dengan mudah dalam menyebarkan ajaran islam. Jarang kita lihat ustad atau ulama yang menyebarkan islam tetapi harus mendapat perlawanan dari warga. Jika dulu Rasulullah berdakwah mendapat cercaan tetapi ustad atau ulama yang berdakwah justru mendapat bingkisan. Hal itu lah yang seharusnya kita syukuri karna berkat perjuangan Rasulullah saw akhirnya kita dapat merasakan islam dengan penuh kemudahan. Maka dari itu sebagai rasa syukur kita dianjurkan untuk selalu bershalawat kepada beliau minimal satu kali dalam sehari.

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi tentang beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia yang berpuasa di bulan ramadhan dan akhirnya tidak mendapat pahala puasa tetapi hanya mendapat lapardan dahaga. Beberapa kesalahan-keselahan tersebut antara lain :
1.Merasa malas, loyo dan tak bergairah di bulan ramadhan
Kerap kali hal tersebut dialami oleh manusia yang sedang menjalankan ibadah puasa. Puasa selalu dijadikan alasan bagi mereka untuk bermalas-malasan dalam menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya. Meskipun kita sedang berpuasa kita harus tetep menjalankan aktifitas kita seperti biasanya.

2. Berpuasa tetapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu
Ini penyakit yang   menghinggapi sebagian umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.

3. Berpuasa tetapi tetap melakukan perbuatan yang dilarang islam.
Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam, ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luar Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal di luar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari.
Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yang haram, jelas lebih dilarang. Secara tidak sadar hal tersebut selalu ada dalam diri kita, rasa iri, tidak mampu menahan lisan dari perkataan yang tidak baik dll. Padahal hal tersebut bisa mengurangi pahala puasa kita.

4. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)
Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial (setengah-setengah), tidak utuh.

5. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan
Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul yang berbunyi “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian besar  umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan. Padahal yang dimaksud tidur sebagai ibadah adalah dari pada kita melaksanakan aktifitas yang sia-sia yang sama sekali tidak bernilai ibadah seperti ngerumpi, judi, iri, dengki dan lain sebaginya maka lebih baik kita tidur saja, maka dari itu tidur dijadikan sebagai ibadah karna mampu mencegah kita dari perbuatan yang justru akan mengurangi pahala puasa kita.

6. Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama’ah tanpa udzur/halangan (terutama untuk laki-laki muslim)
Hukum shalat fardhu secara berjama’ah di masjid di kalangan para fuqaha’ adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu ‘ain, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama’ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.

7. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)
Pada bulan ramadhan sebenenya merupakan bulan dimana kita mengurangi konsumsi kita. Akan tetapi masyarakat saat ini sangat terbalik masyarakat menganggap bahwa bulan ramadhan merupakan bulan menunda bukan bulan mengurangi. Menurut ilmu ekonomi di bulan ramadhan sebenarnya harga barang akan turun karena kurangnya masyarakat yang mengkonsumsi barang, akan tetapi karna bualn ramadhan merupakan bulan menunda makanan, makanya harga barang malah menjadi naik, bukan turun.

8. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa
Mereka lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan apakah puasanya pada tahun ini diterima oleh Allah Ta’aala atau tidak Orang-orang yang biasanya mengalami hal tersebut adalah orang-orang yang tertipu oleh “fatamorgana Ramadhan”, betapa tidak ? Pada hari-hari puncak Ramadhan, mereka malah menyibukkan diri mereka dan keluarganya dengan belanja ini itu, substansi puasa yang bermakna menahan diri, justru membongkar jati diri mereka yang sebenarnya, pribadi-pribadi “produk Ramadhan” yang nampak begitu konsumtif, memborong apa saja yang mereka mampu beli. Tak terasa ratusan ribu hingga jutaan rupiah mengalir begitu saja, padahal di luar Ramadhan, belum tentu mereka lakukan. Semoga sentilan yang menyatakan bahwa orang Islam tidak konsisten dengan agamanya, karena di bulan Ramadhan yang seharusnya bersemangat menahan diri dan berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung boros, dapat menggugah kita dari “fatamorgana Ramadhan”.


Selain beberapa di atas tentunya masih banyak sekali hal-hal yang sering dilakukan manusia di bulan ramadhan dan tentunya bisa mengurangi pahala puasa kita. Beberapa di atas hanyalah sebagian yang penulis cantumkan untuk dijadikan bahan pembelajaran dan renungan bagi kita umat islam. Semoga Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu menghindari kesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas umat ini, amin. Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas Rasul, insya Allah kita mampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita. Semoga Allah menerima ibadah yang kita lakukan…Amin