Pertama:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
Astaghfirullah
(3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal
ikrom.
“Aku minta
ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi
keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik
Keagungan dan Kemuliaan.”
Keterangan: HR. Muslim no.591 (135), Ahmad
(V/275,279), Abu Dawud no.1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.737,
ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah no.928 dari Sahabat Tsauban radhiyallaahu ‘anhu.
Kedua:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا
مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
Laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli
syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa
mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
“Tiada Rabb
yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang
memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi
pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan).
Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”
Keterangan: HR. Al-Bukhari no.844 dan Muslim
no.593, Abu Dawud no.1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah
no.742, ad-Darimi I/311, dan An-Nasa-i III/70,71, dari Al-Mughirah bin
Syu’bah.
Ketiga:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ
إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
Laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli
syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa
na’budu illa iyyah. Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa
ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.
“Tiada Rabb
(yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya
dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah)
kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah
dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan
memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.”
Keterangan: HR. Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5,
Abu Dawud no. 1506, 1507, an- Nasa-i III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741,
Dari ’Abdullah bin az-Zubair Rahimahullah.
Keempat :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ. 10× بعد صلاة المغرب والصبح
Laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa
huwa ‘ala kulli syai-in qodiir .
“Tiada Rabb
yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya
kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh)
Keterangan: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa setelah shalat
Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa ilaaha
illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu
wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’ sebanyak 10x Allah akan tulis
setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah
lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syetan yang
terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi berkata: Hadits
ini hasan gharih shahih.”
Kelima :
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a-’inniy ’ala dzikrika wa
syukrika wa husni ’ibaadatika.
“Ya Allah, tolonglah
aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik
kepada-Mu.”
Keterangan: HR. Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i
III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273) dan dishahihkannya, juga
disepakati oleh adz-Dzahabi, yang mana kedudukan hadits itu seperti yang
dikatakan oleh keduanya, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah
memberikan wasiat kepada Mu’adz agar dia mengucapkannya di setiap akhir
shalat.
Keenam:
سُبْحَانَ اللهِ + الْحَمْدُ لِلَّهِ + اللهُ أَكْبَرُ
(33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Subhanallah
wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika
lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Maha Suci
Allah + segala puji bagi Allah + dan Allah Maha Besar (masing diucapkan 33 x).
Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas
segala sesuatu.”
Keterangan: “Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap
selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di lautan.”
HR. Muslim no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).
Ketujuh :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan
benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
Keterangan: “Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan
diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di lautan.” HR. Muslim
no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).
Kedelapan:
Membaca
surat al-Ikhlash, al-Falaq dan al-Naas
Keterangan: HR Abu Dawud no.1523, an-Nasa-i
III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim I/253. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi
III/8 no.2324. Ketiga surat tersebut dinamakan al-Mu’awwidzaat.
Kesembilan:
Membaca Ayat
Kursi (al-Baqarah: 255)
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي
الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ
إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huu, al
hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa
maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa
bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii
illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu
hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim.
”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan
yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar)
melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya);
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan
apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah
tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(Al-Baqarah:
255)
Keterangan: “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang
menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah’ no.100
dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah,
dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.
Kesepuluh:
Membaca
shalawat dan dilanjutkan dengan doa-doa lain sesuai keperluan, antara lain doa
misalnya:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،
وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.
Allahumma
inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.
“Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan
amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh)